Jakarta: Industri kelapa sawit di Indonesia tercatat memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia mulai dari pembukaan 16,2 juta lapangan kerja di seluruh Indonesia hingga ekspor produk nonmigas terbesar.
“Kelapa sawit ini tulang punggung perekonomian kita. Data menunjukkan kelapa sawit kontribusinya terhadap pertumbuhan dari total PDB mencapai 3,5 persen, kontribusi yang sangat baik,” kata Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Perkebunan Kemenko Perekonomian Mochammad Edy Yusuf, dikutip dari Antara, Selasa, 24 Agustus 2021.
Ia menambahkan keterlibatan tenaga kerja di industri kelapa sawit telah mencapai 16,2 juta, yaitu 4,2 juta pekerja langsung dan 12 juta pekerja tidak langsung.
Berdasarkan data yang diolah dari Kementerian Dalam Negeri dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Edy menyatakan total ekspor kelapa sawit juga tumbuh sejak 2015 mencapai USD18,6 miliar hingga pada 2020 sebesar USD24,2 miliar.
“Kalau dilihat persentase pada 2020 ini sudah mencapai 15,6 persen dari total ekspor nonmigas,” kata Edy.
Selain itu, Edy juga mengemukakan bahwa kelapa sawit telah menghemat pengurangan impor solar berbasis fosil sebanyak USD8 miliar. Hal itu lantaran pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan bahan bakar terbarukan yaitu biodiesel berbasis sawit dengan kandungan 30 persen atau B30.
Indonesia juga merupakan negara dengan pangsa pasar kelapa sawit terbesar di dunia yaitu hingga 58 persen. Selain itu, Indonesia juga sebagai negara pengekspor sawit terbesar di dunia dengan volume hingga 44,5 juta ton dan memiliki luas area perkebunan sawit terbesar di dunia yang mencakupi 16,38 juta hektare dari Sumatra hingga Papua.
Edy menambahkan produksi kelapa sawit setiap tahunnya juga selalu meningkat. Dari 2018, produksi mencapai 42 juta ton, 2019 produksinya 47 juta ton, dan 2020 mencapai 48 juta ton.
“Di tengah pandemi, kelapa sawit boleh dibilang tahan banting, produksinya tetap meningkat. Di 2021 ini, diperkirakan total produksi sekitar 49,7 juta ton,” kata Edy.