07/09/21

Mekanisasi Sawit dan Penghitungan Efisiensi Tenaga Kerja

InfoSAWIT, JAKARTA – Perkebunan kelapa sawit harus menghitung kebutuhan tenaga kerja per unit berdasarkan hasil panen, interval panen dan kecepatan kerja traktor. Pada dasarnya setiap unit akan memiliki 4 pemotong, 4 pemetik buah lepas, 1 operator dan 1 loader (total 10 pekerja). Angka ini bisa saja bervariasi berdasarkan situasi dan kondisi kebun.

Oleh karena itu untuk 1000 ha, sekitar 50 atau lebih pekerja bisa mencukupi, tidak seperti 80 orang yang membawa gerobak roda konvensional. Pekerjaan dapat dimulai dengan metodologi gotong-royong untuk memulai dan pencatatan pengambilan buah yang akurat, dan statistik yang relevan harus dilakukan setiap hari serta dilakukan tinjauan ulang. Sistem ini harus diluncurkan setelah 4 hingga 6 bulan.

Sebagai alternatif untuk kinerja yang lebih baik, sistem DOL (division of labour) atau pembagian kerja, paling baik untuk digunakan dari awal. Tugas dipisahkan dengan pemotong ( karena mereka yang paling terampil). Mereka hanya akan memotong tandan dan menyelaraskannya sepanjang jalur panen sepanjang hari.

Mereka dapat melakukan panen dengan hasil 4 hingga 5 ton/hari/masing-masing, dan mereka bisa memutuskan untuk target yang akan dicapai. Pemotong tandan juga menentukan kualitas buah yang dipanen dan  mereka dibayar sekitar 40% dari nilai tandan.

Hal lain yang perlu diingat adalah bahwa mini  traktor yang berada sekarang di jalur panen, dan buah harus segera dikirimkan secara konsisten ke traktor oleh pemanen karena jika tidak, efisiensi traktor akan terpengaruh karena waktu tunggu.

Ini adalah suatu sistem mekanis dan banyak yang pernah gagal di lapangan karena sistem manual konvensional tidak dimodifikasi untuk mendukung mekanisasi. Untuk tujuan ini, interval panen paling baik dipertahankan sekitar 12 hari untuk memfasilitasi hasil/hektar/putaran yang lebih tinggi untuk efisiensi evakuasi traktor mini. Jumlah berondolan  sawit harus dijaga di bawah 8% dengan manajemen interval yang baik sehingga kolektor berondolan tidak menunda kendaraan.

Dengan komitmen dan ketekunan, sistem ini akan berhasil dan tidak akan mengejutkan untuk melihat para pekerja benar-benar menikmati pekerjaan mereka dengan lebih sedikit kesulitan yang dihadapi. Produktivitas akan jauh lebih tinggi dengan jumlah pekerja lebih sedikit sementara pendapatan lebih besar. Namun, perkebunan kelapa sawit  harus  mendidik pemanen dan memotivasi mereka untuk mencoba sistem di awal. Mekanis Infield Pengumpulan Tandan Buah Segar (TBS) sawit paling baik dimulai ketika produksi di perkebunan meningkat.

Sebagai catatan, keberhasilan sistem mekanisasi ini akan bergantung pada sikap yang tepat terhadap mekanisasi dengan pelatihan yang memadai dari semua personel yang terlibat di lapangan. Tak perlu dikatakan kendaraan yang cocok harus dipilih untuk sistem, yang paling populer adalah traktor mini dan badang. Dukungan setelah penjualan dan suku cadang harus tersedia di lokasi. Insentif dan penghasilan pekerja harus ditingkatkan. (Vijaya K Menon / VKR Menon Resources / email:  vj.menon39@gmail.com)